Oktober 02, 2017 -
No comments
PERUSAHAAN DAGANG
PERUSAHAAN DAGANG
PERUSAHAAN DAGANG
Penghasilan ialah Penjualan
Barang Dagangan.
Untuk proses
akuntansinya diperlukan adanya rekening dan prosedur tertentu untuk Pembelian
dan Penjualan Barang Dagangan.
SIKLUS AKUNTANSI
Penjualan Barang
Dagangan
Barang Dagangan ialah
suatu Barang yang dibeli dengan maksud untuk dijual kembali tanpa memproses
atau mengubah Barang tersebut. Agar suatu Perusahaan dapat beroperasi dengan
menguntungkan, maka Harga Jual harus lebih tinggi, bila dibandingkan
dengan Harga Belinya.
Harga Jual yang
menguntungkan harus meliputi 3 hal, yaitu :
►
Harga Pokok Barang
yang dijual (Harga Pokok Penjualan).
►
Biaya Operasi
Perusahaan : Biaya Penjualan dan Biaya Administrasi & Umum.
►
Laba (Bersih) yang
diinginkan Perusahaan.
Penjualan Barang
Dagangan
Penjualan Barang
Dagangan dicatat dengan mendebet rekening Kas atau Pihutang Dagang, dan
mengkreditkan rekening Penjualan, sehingga jurnalnya menjadi :
Kas / Pihutang Dagang Rp.
XX.
Penjualan Rp. XX.
Biaya Angkut
Penjualan.
Kadang kala dalam
Penjualan Barang Dagangan, Perusahaan menanggung Biaya Pengangkutan
(Pengiriman) Barang. Dan Biaya ini nantinya dalam perhitungan Laporan Rugi-Laba
dimasukan pada Biaya Penjualan (Kelompok Biaya Operasi).
Jurnal Biaya Angkut
Penjualan adalah sebagai berikut :
Biaya Angkut Penjualan Rp.
XX.
Kas Rp.
XX.
Return Penjualan & Potongan Lain-Lain.
Kadang kala barang yang telah kita jual setelah sampai kepada pembeli ada
yang rusak, cacat dan atau tidak cocok kualitasnya. untuk itu kita (pihak
penjual) tidak keberatan untuk menerima kembali barang yang rusak / cacat /
tidak cocok kualitasnya itu, atau memberikan potongan tertentu meskipun secara
fisik barangnya tidak perlu dikembalikan. Untuk itu dibuka rekening “Retur Penjualan dan Potongan
Lain-lain”.
Contoh :
Diterima kembali barang yang kita jual secara tunai kepada Toko PURNAMA
sebesar Rp.1.000.000,-
Jurnal
:
Retur Penjualan & Pot.Lain-2 Rp.
1.000.000,-
Kas Rp.1.000.000,-
Memberi
potongan kepada PT. KURNIA JAYA sebesar Rp.150.000,- karena barang yang dibeli
secara kredit ternyata ada yang rusak.
Jurnal
:
Retur Penjualan & Pot. Lain-2 Rp. 150.000,-
Pihutang Dagang Rp. 150.000,-
Potongan Penjualan.
Mungkin juga pihak pembeli waktu membayar Hutang kita
beri potongan harga, karena membayar lebih cepat dari waktu yang disepakati.
Potongan itu dicatat pada rekening “Potongan Penjualan”.
Contoh :
Pada 2 Mei 2014 diterima pembayaran Pihutang Dagang dari
PT. Maju Mundur nominal Rp.1.000.000,- per 21 April 2014, untuk itu kita beri
potongan Ro. 50.000,-
Jurnal (2 Mei 2014)
:
Kas Rp.
950.000,-
Potongan Penjualan Rp.
50.000,-
Pihutang Dagang Rp. 1.000.000,-
Metode Penentuan Persediaan
Penentuan besarnya Persediaan merupakan hal yang sangat penting bagi
Perusahaan. Karena besarnya Persediaan akan mempengaruhi besarnya Harga Pokok
Penjualan dan Laba.
Penentuan besarnya Persediaan ini dapat dibedakan menjadi dua metode :
n Metode Penilaian Persediaan secara Phisik
(Periodik).
n Metode Penilaian Persediaan secara
Perpetual (Buku).
Perhitungan
Harga Pokok Penjualan.
1.
Melakukan perhitungan Phisik terhadap
Persediaan Barang Dagangan yang ada pada akhir Periode.
2.
Menentukan Harga Persediaan, dengan jalan
mengalikan jumlah Persediaan dengan Harga Perolehannya.
3.
Menentukan Harga Pokok Barang yang
tersedia untuk dijual, dengan jalan menjumlahkan Persediaan Awal dengan
Pembelian-Pembelian Bersih.
4.
Menentukan Harga Pokok Penjualan, dengan
jalan mengurangi Harga Pokok Barang yang tersedia untuk dijual dengan
Persediaan Akhir.
Contoh
:
§ Persediaan Awal (Awal Periode) Rp. 5.000.000,-
§ Pembelian Bersih Rp. 6.000.000,- +
§ H P Barang yang tersedia dijual Rp. 11.000.000,-
§
Persediaan Akhir
(Akhir Periode) Rp. 3.000.000,- -
§ Harga Pokok Penjualan Rp. 8.000.000,-
Pembelian Barang
Dagangan
Pembelian.
Pembelian
Barang Dagangan yang dengan maksud untuk dijual kembali dicatat dalam rekening
‘Pembelian”. Sedangkan Pembelian Aktiva yang tidak dengan maksud untuk dijual
kembali dicatat pada rekening Aktiva yang bersangkutan.
Contoh : Pada 5
Januari 2014 dibeli Barang Dagangan secara kredit dari PT. AGUNG seharga Rp.
250.000,000,- dengan syarat 2/10,n/30.
Jurnal :
Pembelian Rp.
250.000.000,-
Hutang Dagang Rp.
250.000.000,-
Biaya Angkut Pembelian.
Pada umumnya dalam Pembelian disamping Harga Barang
menurut faktur, pihak pembeli masih harus membayar Biaya Angkut Pembelian.
Dalam Laporan Rugi-Laba, Biaya Angkut Pembelian ini akan menambah Harga Pokok
Pembelian (Harga Barang yang dibeli).
Contoh : Dibayar biaya angkut pembelian
barang sebesar Rp. 500.000,-
Jurnal :
Biaya Angkut Pembelian Rp. 500.000,-
Kas Rp. 500.000,-
Return Pembelian dan Potongan Lain-lain.
Ada kalanya Barang yang telah dibeli tidak cocok
kualitasnya, rusak atau cacat. Untuk itu biasanya pihak Penjual tidak
berkeberatan untuk menerima kembali barang yang tidak cocok
kualitasnya/rusak/cacat itu, atau memberikan potongan tertentu meskipun secara
fhisik Barangnya tidak perlu dikembalikan. Untuk
itu dibuka rekening “Return Pembelian dan Potongan Lain-lain”.
Contoh
:
Dikirim kembali Barang yang dibeli secara kredit dari Toko
Hidup Damai sebesar Rp.10.000.000,-
Jurnal
:
Hutang Dagang Rp. 10.000.000,-
Return Pemb. & Pot. Lain-lain. ` Rp. 10.000.000,-
Contoh : Diterima potongan dari PT. AYU sebesar Rp.
7.500.000,- karena barang yang kita beli secara tunai ternyata ada yang cacat.
Jurnal
:
Kas Rp. 7.500.000,-
Return Pemb. & Pot. Lain-lain Rp. 7.500.000,-
Potongan Pembelian.
Mungkin juga Pembeli saat membayar Hutang mendapat Potongan Harga (karena
membayar lebih cepat dari waktu yang disepakati). potongan itu dicatat, pada
rekening “Potongan Pembelian”.
Contoh : Pada tanggal 13 Januari 2014 dilunasi Hutang Pembelian Barang
Dagangan dari PT. AGUNG.
Jurnal :
Hutang Dagang Rp. 250.000.000,-
Potongan Pembelian Rp. 5.000.000,-
Kas Rp. 245.000.000,-